Featured Post Today
print this page
Latest Post

Sejarah Gerakan Perempuan Indonesia Sebelum Kemerdekaan




Politik etis adalah pedang bermata dua.
Pada awalnya ia dimaksudkan untuk meninggikan daya beli rakyat Hindia Belanda, serta menghasilkan buruh-buruh murah dan birokrat rendahan yang cukup terdidik dari rakyat tanah jajahan. Biaya produksi kapitalisme tanah jajahan harus ditekan; terlalu mahal menggunakan tenaga impor dari Belanda. Ternyata, pembukaan sekolah-sekolah Belanda untuk elite pribumi dan para ningrat kelas dua seperti Sukarno, menghasilkan sekumpulan orang-orang muda berpendidikan Barat yang nantinya akan menjadi tulang punggung gerakan pembebasan nasional.
Perkebunan dan sawah-sawah lalu disirami dengan air dari bendungan irigasi yang dibangun oleh penjajah Belanda. Para pemuda kita pun kemudian berbondong-bondong memasuki Sekolah Rakyat, HIS, MULO dan HBS, hingga sekolah dokter (STOVIA), dan sekolah guru (Kweekschool). Pencerahan datang. Buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris membuka mata dan hati tentang perjuangan pembebasan nasional di seluruh negeri di bumi ini. Pencerahan menggugat orang-orang muda untuk berkumpul, bicara, berdiskusi dan menentukan. Lahirlah organisasi. Berdiri Budi Utomo, 1908.
Namun, jauh sebelum sejumlah priyayi terdidik Jawa mengumumkan Budi Utomo, perjuangan melawan Belanda telah dimulai di mana-mana. Bukan untuk pembebasan Indonesia, karena ia belum lahir sebagai sebuah realitas, tetapi untuk membebaskan tanah leluhur, gunung-gunung, bukit, sungai, pulau dan rakyatnya. Di akhir abad ke-19, perempuan-perempuan muda terlibat dalam perjuangan bersenjata melawan penjajah. Sebatas membantu suami pada awalnya, tetapi kemudian sungguh-sungguh menjadi pemimpin pasukannya. Cut Nyak Dhien dan Cut Meutia, Christina Martha Tiahahu bersama Kapitan Pattimura, Emmy Saelan mendampingi Monginsidi, serta Roro Gusik bersama Surapati. Lalu ada Wolanda Maramis dan Nyi Ageng Serang. Gagasan kesetaraan gender belum ada, dan sama sekali belum menjadi kesadaran. Namun yang menarik adalah kebanyakan dari para perempuan ini adalah juga kaum bangsawan, para ningrat dengan status sosial lebih tinggi dibanding para “kawula” yang bertelanjang dada itu dan coklat hitam itu. Ini bisa dipahami, karena beberapa memilih angkat senjata sebab tanah-tanah keluarganya diserobot oleh Kumpeni. Terusik, karena pemilikan pibadinya terganggu. Tak perlu masuk sekolah Belanda untuk membangun gerakan nasional, para perempuan ini angkat senjata dengan gigih, dan membayar nyawanya di tiang gantungan seperti Tiahahu.
Kartini
Lalu, beberapa belas tahun sebelum Budi Utomo hadir, Kartini yang manis itu telah menulis surat-suratnya. Menyala-nyala dengan cita-cita dan keinginan untuk belajar dan bebas, Kartini harus menerima kenyataan hanya disekolahkan hingga usia 12 tahun. Bahasa Belanda telah dikuasai, maka energi, gairah, kekecewaan dan angan-angannya disalurkan lewat surat-suratnya—yang mengejutkan– begitu indah dan puitis.
Berbagai literatur yang memuat tulisan tentang Kartini menyatakan bahwa, gagasan-gagasan utama Kartini adalah meningkatkan pendidikan bagi kaum perempuan, baik dari kalangan miskin maupun atas, serta reformasi sistem perkawinan, dalam hal ini menolak poligami yang ia anggap merendahkan perempuan. Namun dalam Panggil Aku Kartini Saja yang ditulis oleh Pramoedya tergambar bahwa gagasan dan cita-cita Kartini lebih dalam, lebih tinggi dan lebih luas daripada sekedar mencerdaskan kaum perempuan dan memperjuangkan monogami (meskipun hal ini menjadi sentral dari praktek perjuangannya). Kartini, bagi Pram adalah feminis yang anti kolonialisme dan anti feodalisme, hingga ke tulang sum-sumnya.
Surat-suratnya kepada Stella Zeehandelaar, seorang feminis sosialis dari Belanda, banyak yang telah dihancurkan. Justru percakapan tertulis dengan Stella-lah yang banyak membuka mata dan hati Kartini terhadap masalah perempuan dan pembebasannya. Juga memahat secara perlahan-lahan penolakannya akan dominasi golongan feodal terhadap rakyat kecil. Surat Kartini yang secara khusus membahas buku Auguste Bebel De Vrouw en Sosialisme dihapus oleh Abendanon karena kepentingan kolonialnya. Kartini banyak menerima buku-buku progresif semacam ini dari sahabatnya H.H van Kol, seorang sosialis demokrat anggota Tweede Kamer. Mungkin dari surat-surat itu, gambaran yang lebih utuh tentang pikiran-pikiran politik Putri Jepara yang tak ingin dipanggil dengan gelarnya itu, bisa lebih utuh. Pram mampu memberikan perimbangan kepada distorsi yang telah merajalela selama ini terhadap sosok Kartini–mulai dari mitosisasi Kartini, hingga reduksi terhadap gagasan-gagasannya.
Satu hal yang juga perlu dicatat adalah saat Kartini menulis suratnya, sentimen nasionalisme yang terorganisir belum muncul. Organisasi pertama kaum buruh SS Bond, baru hadir tahun 1905, setahun setelah kematian Kartini. Tradisi menggunakan media surat kabar dan terbitan untuk menyebarluaskan propaganda, belum timbul. Karya jurnalisme awal dari Sang Pemula (Tirto Adhi Suryo), Medan Prijaji, baru terbit tahun 1906. Referensi dari gagasan-gagasan orisinil Kartini berasal dari berbagai literatur berbahasa Belanda yang dibaca Kartini dalam masa pingitannya, serta korespondesinya dengan khususnya Stella.. Adalah satu hal luar biasa bahwa Kartini yang sendirian, terisolasi dan merasa sunyi itu mampu membangun satu gagasan politik yang progresif untuk zamannya, baik menyangkut kaum perempuan maupun para kawula miskin tanah jajahan. Gagasan-gagasan ini lalu diikuti oleh beberapa tokoh perempuan lainnya, seperti Dewi Sartika dan Rohina Kudus. Namun Kartini tetaplah Sang Pemula, yang mengawali seluruh tradisi intelektual gerakan perempuan Indonesia, berikut gagasan paling awal dalam melihat ketertindasan rakyat di bawah feodalisme dan kapitalisme. Nasib tragis Kartini menjadi salah satu petunjuk bahwa tak ada jalan baginya untuk membangun perjuangan dengan cara lain yang lebih kuat dan efektif. Zaman beorganisasi belum terbit.
Pembebasan Nasional
Alangkah besarnya sumbangan yang diberikan oleh Gerakan Pembebasan Nasional kepada perkembangan gerakan perempuan. Di satu sisi, berbagai oganisasi nasional ataupun partai politik saat itu berupaya membangun sayap perempuannya sendiri, ataupun mendukung dan didukung oleh perjuangan perempuan di satu sektor atau kelas tertentu. Di sisi lain, perkembangan gerakan berbasiskan agama seperti Muhammadiyah, turut pula membentuk polarisasi dalam gerakan perempuan. Berbagai karya jurnalismepun bertebaran, bukan hanya dalam Belanda, tetapi terutama dalam bahasa melayu. Gairah nasionalisme tengah mencari jalan memodernisasi dirinya.
Saat Sarekat Dagang Islam mengubah namanya menjadi Sarekat Islam, bulan September 1912, maka watak organisasi pun berubah. Dari yang semula didominasi oleh kaum borjuis kecil pedagang batik kelontong Solo dan sekitarnya yang mengorganisir diri untuk menghadapi pedagang Cina, kini keanggotaannya menjadi lebih massif, lebih terbuka, dan konsekuensinya, lebih politis. Alasan-alasan komersial yang melandasi pendiriannya dulu telah memudar, karena muncul kebutuhan rakyat jajahan, khususnya di pedesaan, akan wadah untuk melakukan perlawanan. Meski arus perlawanan ini coba terus ditahan-tahan oleh para pimpinan SI yang kebanyakan berhaluan Islam modernis, agak mistik meski berpaham liberal.
Hingga Sneevliet mendarat tahun 1913, belum ada gerakan kiri di indonesia. Indonesia seperti sebuah titik di tengah jutaan mil samudera, di mana puluhan negeri-negeri lain pun tengah memperjuangkan harga diri dan kemerdekaan. Cikal bakal Partai Komunis Indonesia, ISDV (Perhimpunan Sosial Demokrat Hindia Belanda) didirikannya di tahun 1914. Semaoen yang masih sangat muda pada waktu itu, merupakan salah satu kadernya yang bersemangat dalam mengorganisir SI Semarang, meski tak cukup punya uang untuk masuk sekolah Belanda. Desakan-desakan dan pengaruh kelompok kiri di tubuh SI terus membesar, dan para pimpinan moderatnya mulai kehilangan kontrol atas SI. Tahun 1921, banyak cabang SI yang membelot ke SI Merah pimpinan Semaoen. SI Merah lalu menjadi SI Rakyat.
Salah satu persoalan yang membuat pertikaian tajam dalam tubuh SI adalah desakan kelompok kiri untuk mengorganisir dan membela kaum buruh dan tani. Jajaran pimpinan SI menolak memberi dukungan bagi militansi perlawanan kaum buruh dan tani, yang sebagiannya adalah perempuan. Namun, aksi-aksi buruh, khususnya buruh transportasi dan perkebunan, serta aksi kaum tani terus bergolak. Sarekat Rakyat pun mengorganisir berbagai demonstrasi politik buruh perempuan menuntut kenaikan upah, penghapusan buruh anak, perpanjangan kontrak maksimum, uang pensiun dan perlindungan kerja. Salah satu aksi buruh perempuan pada tahun 1926 yang diorganisir SR di Semarang adalah aksi ‘caping kropak”, dimana para buruh perkebunan perempuan unjuk rasa menuntut kesejahteraan dengan menggunakan topi bambu.
Gerakan perempuan kelas bawah yang diorganisir SI Merah (kemudian SR) berada dalam posisi yang bertentangan dengan Aisyah, sayap perempuan Muhammadiyah. Muhammdiyah dan Aisyah yang kebanyakan anggotanya adalah tani kaya, istri tuan tanah dan borjuis kecil Jogja dan Solo itu berada dalam kepentingan yang berseberangan dengan SR, yang kebanyakan anggotanya adalah buruh perempuan miskin dan tani papa. Ini merupakan awal dari pertentangan laten yang tak terdamaikan antara gerakan perempuan sayap kiri dengan kaum perempuan Islam di masa mendatang. Perbedaan tajamnya bukan hanya berdasarkan pada kepentingan kelas yang direpresentasikan oleh masing-masing kelompok, namun juga untuk isu-isu seperti poligami dan keterlibatan aktif perempuan sebagai pimpinan politik.
Pemberontakan 1926 membawa banyak korban dari para aktivis perempuan. Kali ini bukan karena sekedar membantu suami, namun disebabkan kegiatan mereka sendiri. Sukaesih dan Munasiah dari Jawa Barat, bersama dengan kawan-kawan mereka yang lain, dikirim ke kamp konsentrasi Belanda di Digul Atas. Kebanyakan aktivis perempuan ini adalah anggota dari Sarekat Rakyat ataupun PKI yang berdiri tahun 1922. Penjajah Belanda yang sudah lama menanti-nanti saat yang tepat untuk menghancurkan kaum radikal, melakukan pembersihan terhadap tokoh SR dan PKI saat itu, termasuk para perempuannya. Tokoh-tokoh ini tidaklah populer seperti Kartini. Publikasi Kartini diperkenankan dan difasilitasi oleh pemerintah Belanda karena saat itu mereka membutuhkan bukti untuk menunjukkan sukses pelaksanaan politik etisnya di tanah jajahan, dengan mengusung pameran intelektualitas dan kehalusan tulisan si Putri Jepara. Meski demikian, perjuangan Sukaesih dkk., sangat konkrit dan revolusioner, karena bukan hanya berbicara tentang pembebasan kaum perempuan, tetapi juga perjuangan untuk sosialisme, dengan kemerdekaan sebagai jembatannya. Munasiah, mislanya, dalam sebuah kongres perempuan di Semarang menyatakan bahwa : “ Wanita itu mataharinya rumah tangga, itu dulu! Tapi sekarang wanita jadi alatnya kapitalis. Padahal sejak zaman Mojopahit, wanita sudah berjuang. Sekarang adanya pelacur, itu bukan salahnya wanita. Tapi salahnya kapitalisme dan imperialisme!”.
Terlepas dari perbedaan latar belakang ideologi yang dianutnya, beberapa hal penting patut jadi kesimpulan. Gagasan-gagasan feminis, berikut praktek hingga pembentukan organisasi-oganisasi perempuan selama masa periode pertama gerakan perempuan Indonesia ini, ternyata pada umumnya muncul sebagai inisiatif dari kalangan perempuan menengah ke atas. Mulai dari Kartini, Dewi Sartika, Putri Mardhika (yang dekat dengan Budi Utomo), hingga Aisyah. Hanya sayap perempuan dari Sarekat Rakyat-lah yang sungguh-sungguh mengabdikan dirinya dalam pengorganisasian dan membangun radikalisasi perempuan miskin. Persoalan-persoalan yang diangkatpun, oleh karenanya lebih banyak menyangkut hal yang menguntungkan ataupun dapat diakses oleh perempuan menengah ke atas, seperti permaduan, perdagangan anak dan kesetaraan pendidikan. Perempuan buruh dan tani telah jauh sebelumnya terlibat dalam carut marut proses produksi keji kaum kolonial semacam tanam paksa, mengalami ketertindasan dan terhina dirinya sebagai kelas proletar. Ini mirip dengan gerakan perempuan Amerika dan Eropa di abad ke-18, yang memfokuskan tuntutannya pada hak untuk memilih dan dipilih (universal suffrage). Meski demikian, seminimal apapun pengaruhnya baik mayoritas kaum perempuan di kelas bawah, gerakan perempuan menengah ini telah mampu membuka jalan dan peluang bagi perjuangan kaum perempuan selanjutnya.
Periode Kedua Gerakan Perempuan
Saskia Wireringa, seorang feminis indonesia yang berdiam di Belanda, menyebutnya sebagai periode kedua. Tidak dijelaskan apa yang melandasi timbulnya pembagian waktu demikian. Namun kelihatannya, paska kehancuran PKI dan gerakan kiri 1926, ada upaya untuk mengorganisasi gerakan secara berbeda dari sebelumnya. Harus juga dilihat bahwa situasi gerakan pembebasan nasional saat itu, secara fisik dan terutama intelektual, mulai tumbuh dewasa. Perbedaan-perbedaan ideologis terumuskan dan terbaca jelas melalui strategi dan taktik yang dimunculkan, baik oleh PKI, PNI, PI, dan berbagai wadah lainnya. Tokoh-tokoh yang menjadi magnet dari gerakan ini mulai muncul dan mendapatkan tempatnya sendiri-sendiri di hati dan telinga rakyat. Namun kemajuan yang paling terang benderang adalah, dipergunakannya partai politik sebagai alat perjuangan untuk merebut kekuasaan dan membebaskan Indonesia. Zaman berpolitik ala Sarekat Islam, saat Tjokroaminoto meninabobokkan orang miskin tentang Ratu Adil dan menjebloskan agama semakin dalam ke jurang mistik, telah lunglai cahayanya. Ini zaman baru. Zaman dimana teori-teori kiri, pemikiran sosial demokrat, nasionalisme dan gagasan-gagasan liberal, bahkan fasisme, menjadi bahan debat sengit di kalangan para inlander terdidik, berjas dan berdasi.
Otomatis, gerakan perempuan pun menyesuaikan dinamikanya dengan perkembangan ini. Nasionalisme menjadi gagasan yang diterima seluruh kekuatan politik yang ada, sehingga konsepsi persatuan menjadi lebih mudah untuk diwujudkan. Maka, Kongres Perempuan Indonesia nasional pertama diadakan di Yogyakarta pada bulan Desember 1928, setelah Sumpah Pemuda. Dihadiri oleh hampir 30 organisasi perempuan, kongres ini merupakan fondasi pertama gerakan perempuan, dan upaya konsolidasi dari berbagai organisasi perempuan yang ada
Kongres Pertama ini menghasilkan federasi oganisasi perempuan bernama Persatoean Perempoean Indonesia (PPI), yang setahun kemudian diubah menjadi PPII (Perikatan Perhimpunan Istri Indonesia). PPII sangat giat di bidang pendidikan dan membentuk panitia penghapusan perdagangan perempuan. Perbedaan tajam dengan kelompok Islam soal poligami tetap timbul dan tak terdamaikan.
Mayoritas peserta Kongres datang dari perempuan kalangan atas, meskipun organisasi perempuan kiri mulai mewarnai. Kongres Perempuan II di Jakarta (1935) dan Kongres III di Bandung (1938) menunjukkan kecenderungan yang semakin populis dari gerakan perempuan. Orientasi kepada perempuan kelas bawah mulai menguat, meski dalam hal program tidak selalu konsisten. Yang memilukan adalah tidak ada satupun organisasi yang tergabung dalam Kongres Perempuan Indonesia (KPI) mengeluarkan pernyataan terbuka menolak dan melawan penjajahan kolonial, kecuali Sarekat rakyat dan Istri Sedar. Kedua kelompok ini secara konsisten mendorong agar kaum perempuan terlibat dalam perjuangan kemerdekaan. Seperti yang diucapkan Sukarno pada tahun 1932 : “Saat ini perjuangan kaum perempuan yang terpenting bukanlah demi kesetaraan, karena di bawah kolonialisme laki-laki juga terttindas. Maka, bersama-sama dengan laki-laki, memerdekakan Indonesia. Karena hanya di bawah Indonesia yang merdekalah, kaum perempuan akan mendapatkan kesetaraannya.” Di tengah-tengah ombak besar nasionalisme yang siang malam menyerbu mimpi-mimpi para pemuda, mayoritas kelompok perempuan lainnya memfokuskan diri semata pada pendidikan, pemberantasan buta huruf dan soal-soal keperempuanan. Meskipun hal ini juga amat penting, namun tanpa keterlibatan dalam perjuangan kemerdekaan, semua persoalan kesetaraan akan gagal menghasilkan pembebasan dalam bentuk yang paling sederhana sekalipun..
Nasionalisme vs Feminisme?
Menurut sejumlah sejarawan feminis sepert Saskia Wieringa, sejak Kongres 1928, telah terjadi tarik menarik antara kepentingan nasionalisme dan feminisme. “Persatuan Nasional” diatur di atas landasan berpikir patriarki yang masih kental, sehingga pandangan tentang konsepsi kesetaraan menjadi pragmatis, sama sekali tak mendalam. Patriarki “disembunyikan”, menjadi sekunder dan samar dalam keteguhan praktek politik membebaskan darat dan laut Indonesia, karena ada prioritas-prioritas perjuangan yang lebih penting.
Di satu sisi, pandangan ini tidak sepenuhnya tepat. Kongres Pemuda bulan Mei pada tahun yang sama (yang menelurkan Sumpah Pemuda), sesungguhnya telah memasukkan butir mengenai “pentingnya kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan untuk mewujudkan persatuan nasional”, dari keseluruhan enam butir topik yang dibahas. Meski demikian, seluruh konsepsi tentang kesetaraan saat itu memang tersubordinasi di bawah kepentingan nasionalisme dan persatuan. Kemudian dalam Kongres Pemuda 1928, juga ada alokasi satu sessi khusus untuk membicarakan persoalan perempuan. Beberapa pembicara seperti M. Tabrani, Bahder Johan, Djaksodipoero dan Nona Adam pun memiliki pandangan yang cukup maju dalam mengkaitkan persoalan perempuan dan kemerdekaan. Meskipun dalam praktek, kesetaraan belum tentu dapat dilaksanakan.
Namun di sisi lain kesenjangan memang terjadi karena masih lemahnya kemampuan gerakan perempuan saat itu untuk membangun satu konsep perjuangan perempuan yang menyeluruh. Juga disebabkan basis massa yang masih kecil dan belum terpolitisasi dari kalangan perempuan, di tengah gerakan anti penjajahan yang menggelembung. Hanya Serikat Rakyat dan Istri Sedar-lah kelompok perempuan yang pada waktu itu secara terbuka menolak kolonialisme. dan kapitalisme. Mungkin “tarik menarik” bukanlah istilah yang tepat, mengingat posisi gerakan perempuan memang belum semassif, sepolitis dan seefektif gerakan anti kolonial. Konsekuensinya, kesetaaan lebih dilihat sebagai tahap yang harus dibenahi demi konsolidasi persatuan nasional, ketimbang sebagai satu hak politik dan ekonomi kaum perempuan seutuhnya.
Jika melihat pengalaman gerakan perempuan Amerika Serikat dan Perancis, kedua-duanya pun timbul dan termotivasi dalam situasi revolusioner yang diciptakan oleh gerakan pembebasan nasional melawan Inggris dan Revolusi Borjuis Perancis 1789. Harus dilihat bahwa gerakan perempuan tidak timbul dan berkembang sendirian, ia adalah reaksi tehadap perkembangan masyarakat dan relasi produksinya. Maka, dalam perjalanannya feminisme tidak mungkin dikontradiksikan dengan arus besar nasionalisme anti kolonial, gerakan anti imperialisme di jaman Sukarno, ataupun gerakan demokrasi dan anti neoliberalisme di masa sekarang.
Setelah Kongres Perempuan tahun 1928 itu, muncul organisasi-organisasi perempuan yang radikal dalam menentang poligini (perceraian sepihak oleh laki-laki), poligami, perkawinan anak perempuan, dan berpendirian nonkooperatif terhadap Pemerintah Kolonial, seperti Isteri Sedar. Muncul pula “sekolah-sekolah liar”, yang menolak subsidi pemerintah kolonial. Di sekolah-sekolah ini ditanamkan semangat cinta Tanah Air dan cita-cita kemerdekaan. Belakangan Istri Sedar menjelma menjadi Gerwis, yang merupakan cikal bakal Gerwani nantinya.
Tidak banyak tersedia data tentang para tokoh perempuan yang terlibat dalam gerakan bawah tanah melawan fasisme Jepang. Berbagai organisasi pemuda seperti Gerindo, AMI, Angkatan Muda Minyak, PRI dan terakhir Pesindo (1945). Namun data tentang keterlibatan kaum perempuan dalam wadah dan laskar-laskar itu sering disebut hanya selintas saja dalam banyak literatur. Yang cukup menonjol adalah keberadaan GWS (Gerakan Wanita Sosialis), organisasi para perempuan dari simpang kiri gerakan. Banyak anggota GWS saat itu yang ditangkap dan dibunuh Nippon karena berani terlibat dalam gerakan bawah tanah melawan fasisme Jepang.

0 komentar

Asal Usul Tari Guel Di Gayo


                        Tari Guel adalah salah satu khasanah budaya Gayo di NAD. Guel berarti membunyikan. Khususnya di daerah dataran tinggi gayo, tarian ini memiliki kisah panjang dan unik. Para peneliti dan koreografer tari mengatakan tarian ini bukan hanya sekedar tari. Dia merupakan gabungan dari seni sastra, seni musik dan seni tari itu sendiri.

Dalam perkembangannya, tari Guel timbul tenggelam, namun Guel menjadi tari tradisi terutama dalam upacara adat tertentu. Guel sepenuhnya apresiasi terhadap wujud alam, lingkkungan kemudian dirangkai begitu rupa melalui gerak simbolis dan hentakan irama. Tari ini adalah media informatif. Kekompakan dalam padu padan antara seni satra, musik/suara, gerak memungkinkan untuk dikembangkan (kolaborasi) sesuai dengan semangat zaman, dan perubahan pola pikir masyarakat setempat. Guel tentu punya filosofi berdasarkan sejarah kelahirannya. Maka rentang 90-an tarian ini menjadi objek penelitian sejumlah surveyor dalam dan luar negeri.

Pemda Daerah Istimewa Aceh ketika itu juga menerjunkan sejumlah tim dibawah koodinasi Depdikbud (dinas pendidikan dan kebudayaan), dan tersebutlah nama Drs Asli Kesuma, Mursalan Ardy, Drs Abdrrahman Moese, dan Ibrahim Kadir yang terjun melakukan survey yang kemudian dirasa sangat berguna bagi generasi muda, seniman, budayawan untuk menemukan suatu deskripsi yang hampir sempurna tentang tari guel. Sebagian hasil penelitian ini yang saya coba kemukakan, apalagi memang dokumen/literatur tarian ini sedikit bisa didapatkan.

Mimpi Sengeda
Berdasarkan cerita rakyat yang berkembang di tanah Gayo. tari Guel berawal dari mimpi seorang pemuda bernama Sengeda anak Raja Linge ke XIII. Sengeda bermimpi bertemu saudara kandungnya Bener Meria yang konon telah meninggal dunia karena pengkhianatan. Mimpi itu menggambarkan Bener Meria memberi petunjuk kepada Sengeda (adiknya), tentang kiat mendapatkan Gajah putih sekaligus cara meenggiring Gajah tersebut untuk dibawa dan dipersembahakan kepada Sultan Aceh Darussalam. Adalah sang putri Sultan sangat berhasrat memiliki Gajah Putih tersebut.

Berbilang tahun kemudian, tersebutlah kisah tentang Cik Serule, perdana menteri Raja Linge ke XIV berangkat ke Ibu Kota Aceh Darussalam (sekarang kota Banda Aceh). Memenuhi hajatan sidang tahunan Kesutanan Kerajaan. Nah, Sengeda yang dikenal dekat dengan Serule ikut dibawa serta. Pada saat-saat sidang sedang berlangsung, Sengeda rupanya bermain-main di Balai Gading sambil menikmati keagungan Istana Sultan.

Pada waktu itulah ia teringat akan mimpinya waktu silam, lalu sesuai petunjuk saudara kandungnya Bener Meria ia lukiskanlah seekor gajah berwarna putih pada sehelai daun Neniyun (Pelepah rebung bambu), setelah usai, lukisan itu dihadapkan pada cahaya matahari. Tak disangka, pantulan cahaya yang begitu indah itu mengundang kekaguman sang Puteri Raja Sultan. Dari lukisan itu, sang Putri menjadi penasaran dan berhasrat ingin memiliki Gajah Putih dalam wujud asli.

Permintaan itu dikatakan pada Sengeda. Sengeda menyanggupi menangkap Gajah Putih yang ada dirimba raya Gayo untuk dihadapkan pada tuan puteri dengan syarat Sultan memberi perintah kepada Cik Serule. Kemudian dalam prosesi pencarian itulah benih-benih dan paduan tari Guel berasal: Untuk menjinakkan sang Gajah Putih, diadakanlah kenduri dengan meembakar kemenyan; diadakannya bunyi-bunyian dengan cara memukul-mukul batang kayu serta apa saja yang menghasilkan bunyi-bunyian. Sejumlah kerabat Sengeda pun melakukan gerak tari-tarian untuk memancing sang Gajah.

Setelah itu, sang Gajah yang bertubuh putih nampak keluar dari persembunyiaannya. Ketika berpapasan dengan rombongan Sengeda, sang Gajah tidak mau beranjak dari tempatnya. Bermacam cara ditempuh, sang Gajah masih juga tidak beranjak. Sengeda yang menjadi pawang pada waktu itu menjadi kehilangan ide untuk menggiring sang Gajah.

Lagi-lagi Sengeda teringat akan mimpi waktu silam tentang beberapa petunjuk yang harus dilakukan. Sengeda kemudian memerintahkan rombongan untuk kembali menari dengan niat tulus dan ikhlas sampai menggerakkan tangan seperti gerakan belalai gajah: indah dan santun. Disertai dengan gerakan salam sembahan kepada Gajah ternyata mampu meluluhkan hati sang Gajah. Gajah pun dapat dijinakkan sambil diiringi rombongan. Sepanjang perjalanan pawang dan rombongan, Gajah putih sesekali ditepung tawari dengan mungkur (jeruk purut) dan bedak hingga berhari-hari perjalanan sampailah rombongan ke hadapan Putri Sultan di Pusat Kerajaan Aceh Darussalam.

Begitulah sejarah dari cerita rakyat di Gayo, walaupun kebenaran secara ilmiah tidak bisa dibuktikan, namun kemudian Tari Guel dalam perkembangannya tetap mereka ulang cerita unik Sengeda, Gajah Putih dan sang Putri Sultan. Inilah yang kemudian dikenal temali sejarah yang menghubungkan kerajaan Linge dengan Kerajaan Aceh Darussalam begitu dekat dan bersahaja.

Begitu juga dalam pertunjukan atraksi Tari Guel, yang sering kita temui pada saat upacara perkawinan, khususnya di Tanah Gayo, tetap mengambil spirit pertalian sejarah dengan bahasa dan tari yang indah: dalam Tari Guel. Reinngkarnasi kisah tersebut, dalam tari Guel, Sengeda kemudian diperankan oleh Guru Didong yakni penari yang mengajak Beyi (Aman Manya ) atau Linto Baroe untuk bangun dari tempat persandingan (Pelaminan). Sedangkan Gajah Putih diperankan oleh Linto Baroe (Pengantin Laki-laki). Pengulu Mungkur, Pengulu Bedak diperankan oleh kaum ibu yang menaburkan breuh padee (beras padi) atau dikenal dengan bertih.

Penari
Di tanah Gayo, dahulunya dikenal begitu banyak penari Guel. Seperti Syeh Ishak di Kampung Kutelintang-Pengasing, Aman Rabu di kampung Jurumudi-Bebesan, Ceh Regom di Toweran. Penari lain yang kurun waktun 1992 sampai 1993 yang waktu itu masih hidup adalah Aman Jaya-Kampung Kutelintang, Umer-Bebesan, Syeh Midin-Silih Nara Angkup, Safie-Gelu Gele Lungi-Pengasing, Item Majid-Bebesan. Mereka waktu itu rata-rata sudah berusia 60-an. Saat ini sudah meninggal sehingga alih generasi penari menjadi hambatan serius.

Walaupun ada penari yang lahir karena bakat sendiri, bukan langsung diajarkan secara teori dan praktik oleh para penari pakar seperti disebutkan, keterampilan menari mereka tak sepiawai para pendahulunya. Begitu juga pengiring penggiring musik tetabuhan seperti Rebana semakin langka, apalagi ingin menyamakan dengan seorang dedengkot almarhum Syeh Kilang di Kemili Bebesan.

Tari Guel dibagi dalam empat babakan baku. Terdiri dari babak Mu natap, Babak II Dep, Babak III Ketibung, Babak IV Cincang Nangka. Ragam Gerak atau gerak dasar adalah Salam Semah (Munatap ), Kepur Nunguk, Sining Lintah, Semer Kaleng (Sengker Kalang), Dah-Papan. Sementara jumlah para penari dalam perkembangannya terdiri dari kelompok pria dan wanita berkisar antara 8-10 ( Wanita ), 2-4 ( Pria ). Penari Pria dalam setiap penampilan selalu tampil sebagai simbol dan primadona, melambangkan aman manyak atau lintoe Baroe dan Guru Didong. Jumlah penabuh biasanya minimal 4 orang yang menabuh Canang, Gong, Rebana, dan Memong. Tari Guel memang unik, pengalaman penulis merasakan mengandung unsur dan karakter perpaduan unsur keras lembut dan bersahaja. Bila para pemain benar-benar mengusai tarian ini, terutama peran Sengeda dan Gajah Putih maka bagi penonton akan merasakan ketakjuban luar biasa. Seolah-olah terjadinya pertarungaan dan upaya memengaruhi antara Sengeda dan Gajah Putih. Upaya untuk menundukkan jelas terlihat, hingga kipasan kain kerawang Gayo di Punggung Penari seakan mengandung kekuatan yang luar biasa sepanjang taarian. Guel dari babakan ke babakan lainnya hingga usai selalu menawarkan uluran tangan seperti tarian sepasang kekasih di tengah kegundahan orang tuanya. idak ada yang menang dan kalah dalam tari ini, karena persembahan dan pertautan gerak dan tatapan mata adalah perlambang Cinta. Tapi sayang, kini tari Guel itu seperti kehilangan Induknya, karena pemerintah sangat perhatian apalagi gempuran musik hingar modern seperti Keyboar pada setiap pesta perkawinan di daerah itu.


0 komentar

Pembahasan Mengenai Virtual Memory

. Latar Belakang
Dewasa ini telah banyak alat-alat elektronik yang canggih, salah satunya adalah komputer. Komputer adalah suatu alat elektronik untuk menampilkan data secara cepat dan tepat serta dirancang dan diorganisir supaya secara otomatis dapat menerima dan menyimpan data input, memproses, dan menghasilkan output berdasarkan langkah – langkah instruksi program yang tersimpan di memori. Komputer tak hanya bisa mengolah data, tetapi bisa juga digunakan untuk bermain game, mendengarkan musik, dan yang sedang trend atau yang paling diminati saat ini, yaitu internet. Tetapi kali ini yang akan kami bahas yaitu tentang penggunaan memori dan apa itu virtual memori.
B. Tujuan
Tujuan kami dalam menyajikan yaitu agar kami dan para pembaca dapat memahami apa itu virtual memori serta bagaimana penggunaannya

PEMBAHASAN
1. Pengertian Virtual Memory
Virtual Memory adalah bagian dari suatu hard drive yang diidentifikasi sebagai RAM melalui sistem operasi atau software lain. Karena memory hard drive lebih murah dari pada RAM tambahan, maka virtual memory adalah cara yang lebih murah untuk memperoleh tambahan memory dan meningkatkan kecepatan operasi aplikasi. Biasanya memory ini halamannya diarahkan ke harddisk.
Dalam sistem operasi modern, termasuk Windows, program aplikasi dan sistem banyak proses memori referensi selalu menggunakan alamat memori virtual yang secara otomatis diterjemahkan ke nyata (RAM) alamat oleh perangkat keras. Hanya bagian inti dari kernel sistem operasi bypass terjemahan alamat ini dan menggunakan memori nyata alamat langsung. Virtual memory selalu digunakan, bahkan ketika memori yang diperlukan oleh semua proses yang berjalan tidak melebihi jumlah RAM yang terpasang pada sistem.
2. Proses dan Spaces Alamat
Semua proses (misalnya, executables aplikasi) yang berjalan di bawah versi 32-bit Windows mendapatkan alamat memori virtual (Virtual Address Space) yang berkisar dari 0 sampai 4294967295 (2 * 32-1 = 4 GB), tidak peduli berapa banyak RAM sebenarnya diinstal pada komputer.
Pada konfigurasi standar Windows, 2 GB address space virtual ini ditujukan untuk penggunaan pribadi setiap proses, dan 2 lainnya GB dibagi antara semua proses dan sistem operasi. Biasanya, aplikasi seperti Notepad, Microsoft Office Word, dan Adobe Acrobat Reader hanya menggunakan sebagian kecil dari 2 GB ruang alamat pribadi. Sistem operasi memberikan frame RAM halaman hanya untuk halaman memori virtual yang sedang digunakan.
Physical Address Extension (PAE) adalah fitur dari arsitektur 32-bit Intel yang memperluas memori fisik (RAM) alamat untuk 36 bit. PAE tidak mengubah ukuran ruang alamat virtual, yang tetap pada 4 GBIni hanya perubahan RAM aktual yang dapat ditangani oleh prosesor.
Terjemahan antara alamat memori 32-bit virtual yang digunakan oleh kode yang berjalan dalam proses dan alamat RAM 36-bit ditangani secara otomatis dan transparan dengan perangkat keras komputer sesuai dengan tabel terjemahan dipelihara oleh sistem operasi. Setiap halaman memori virtual (32-bit alamat) dapat dikaitkan dengan halaman RAM fisik (36-bit alamat).
Berikut daftar berapa banyak RAM Windows berbagai versi:
- Windows NT 4.0: 4 GB
- Windows 2000 Professional: 4 GB
- Windows Server 2000 Standard: 4 GB
- Windows Server 2000 Advanced: 8 GB
- Windows 2000 Datacenter Server: 32 GB
- Windows XP Professional: 4 GB
- Windows Server 2003 Web Edition: 2 GB
- Windows Server 2003 Standard Edition: 4 GB
- Windows Server 2003 Enterprise Edition: 32 GB
- Windows Server 2003 Datacenter Edition: 64 GB
- Windows Vista: 4 GB
- Windows Server 2008 Standard: 4 GB
- Windows Server 2008 Enterprise: 64 GB
- Windows Server 2008 Datacenter: 64 GB
- Windows 7: 4 GB 
3. Pagefile
RAM merupakan sumber daya terbatas, sedangkan memori virtual, untuk tujuan praktis sebagian besar, tak terbatas. Ada bisa banyak proses, masing-masing memiliki sendiri 2 GB address space virtual private. Bila memori yang sedang digunakan oleh semua proses yang ada melebihi jumlah RAM yang tersedia, sistem bergerak halaman (4 KB buah) operasi dari satu atau lebih ruang alamat virtual ke hard disk, sehingga membebaskan bahwa frame RAM untuk keperluan lainnya. Dalam sistem Windows, ini "paged out" halaman disimpan dalam satu atau lebih file yang bernama pagefile.sys di root partisi. Ada dapat menjadi salah satu file tersebut di setiap partisi disk. Lokasi dan ukuran dari file halaman dikonfigurasi di Control Panel. Untuk mengatur nilai-nilai ini, klik System, klik Advanced pengaturan sistem, dan kemudian klik Pengaturan di bawah Kinerja.
Sebuah pertanyaan yang sering ditanyakan adalah seberapa besar harus saya membuat pagefile itu? Tidak ada jawaban tunggal untuk pertanyaan ini karena tergantung berapa banyak RAM yang terinstal dan berapa banyak memori virtual yang membutuhkan beban kerja. Jika tidak ada informasi lain yang tersedia, rekomendasi khas dari 1,5 kali jumlah RAM yang ada di komputer. Pada sistem server, tujuan umum adalah untuk memiliki RAM yang cukup sehingga tidak pernah ada kekurangan dan agar pagefile pada dasarnya tidak digunakan. Pada sistem ini, memiliki pagefile yang sangat besar mungkin melayani tujuan yang bermanfaat. Di sisi lain, ruang disk biasanya banyak, sehingga memiliki pagefile besar (misalnya, 1,5 kali RAM terpasang) tidak menyebabkan masalah dan menghilangkan kekhawatiran tentang seberapa besar untuk membuatnya.
4. Kinerja, Batas Arsitektur, dan RAM
Pada setiap sistem komputer, peningkatan beban (jumlah pengguna, jumlah pekerjaan yang dilakukan) menyebabkan penurunan kinerja (berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan tugas masing-masing). Namun, ini terjadi secara non-linear. Setiap peningkatan beban (demand) melebihi hasil titik tertentu dalam penurunan dramatis dalam kinerja. Ini berarti bahwa sumber daya beberapa adalah pasokan kritis pendek dan telah menjadi bottleneck.
Pada titik tertentu, sumber pasokan pendek kritis tidak dapat ditingkatkan. Ini berarti bahwa batas arsitektur telah tercapai. Beberapa batasan arsitektur sering dilaporkan pada Windows meliputi:
• 2 GB ruang alamat bersama virtual untuk sistem (kernel)
• 2 GB ruang alamat pribadi virtual per proses (mode pengguna)
• 660 MB Sistem PTE penyimpanan (Windows Server 2003 dan lebih tua)
• 470 MB storage kolam paged (Windows Server 2003 dan lebih tua)
• 256 MB non-paged pool penyimpanan (Windows Server 2003 dan lebih tua)
Daftar ini berlaku untuk Windows Server 2003 secara khusus , Tetapi juga berlaku untuk Windows XP dan Windows 2000. Windows Vista, Windows Server 2008 dan Windows 7 tidak memiliki semua batasan arsitektur yang sama. Batas pada pengguna dan memori kernel (dua item pertama daftar) adalah sama, namun kernel sumber daya seperti PTEs dan kolam berbagai memori dinamis. Fungsionalitas baru ini memungkinkan kedua memori paged dan non-paged dan juga PTEs dan kolam renang sesi untuk tumbuh melampaui batas yang ditetapkan dalam daftar ini. Ini terus sampai ke titik di mana seluruh kernel habis.
Dalam beberapa kasus dari Windows NT 4.0 tertentu atau Windows 2000 lingkungan yang belum tentu berlaku untuk Windows Server 2003. Perubahan yang signifikan telah dibuat untuk Windows Server 2003 untuk mengurangi kemungkinan bahwa batas arsitektur justru akan dicapai dalam praktek. Sebagai contoh beberapa proses yang di kernel telah dipindahkan ke proses non-kernel untuk mengurangi jumlah memori yang digunakan di ruang alamat bersama virtual.
5. Pemantauan penggunaan RAM dan Virtual Memory

Monitor Kinerja adalah alat prinsip untuk memantau kinerja sistem dan mengidentifikasi apa yang benar-benar adalah bottleneck. Untuk memulai Kinerja Monitor, buka Control Panel, klik Performance Information and Tools, klik Advanced Tools, kemudian klik Buka Monitor Kinerja.
Memori, Committed Bytes: Ini adalah ukuran permintaan untuk memori virtual.Hal ini menunjukkan berapa banyak byte telah dialokasikan oleh proses dan sistem operasi yang telah melakukan bingkai RAM halaman atau slot halaman di pagefile (atau keduanya). Sebagai Committed Bytes tumbuh di atas RAM yang tersedia, meningkatkan paging, dan jumlah pagefile di gunakan juga meningkat. Pada titik tertentu, aktivitas paging mulai secara signifikan mempengaruhi kinerja dirasakan.
Proses, Kerja Set, _Total: Ini adalah ukuran jumlah memori virtual di aktif "digunakan. Hal ini menunjukkan berapa banyak RAM yang diperlukan sehingga memori virtual digunakan secara aktif untuk semua proses ada di RAM. Ini selalu kelipatan dari 4.096, yang merupakan ukuran halaman yang digunakan pada Windows. Sebagai permintaan untuk menambah memori virtual di atas RAM yang tersedia, sistem operasi menyesuaikan ukuran memori virtual di Set Bekerja untuk proses untuk mengoptimalkan penggunaan RAM yang tersedia dan untuk meminimalkan paging.
Memori, Halaman / Sec: Ini adalah salah satu tindakan yang paling salah paham. Sebuah nilai yang tinggi untuk counter ini tidak selalu indicatey bahwa bottleneck kinerja Anda adalah kekurangan RAM. Sistem operasi menggunakan sistem paging untuk tujuan lain selain untuk halaman swapping karena memori over-komitmen.
Memory, Output Halaman / Sec: ini menunjukkan berapa banyak halaman memori virtual ditulis ke pagefile untuk frame halaman RAM bebas untuk keperluan lain setiap detik.. Ini adalah yang terbaik counter untuk memantau jika Anda menduga paging yang merupakan hambatan kinerja Anda. Bahkan jika nilai Committed Bytes lebih besar dari RAM yang terpasang, sebuah Output Halaman / nilai detik yang rendah atau nol sebagian besar waktu menunjukkan bahwa tidak ada masalah kinerja yang signifikan yang disebabkan oleh RAM tidak cukup.
Jumlah dari loket ini adalah ukuran berapa banyak GB 2 bagian bersama dari ruang alamat virtual 4 GB sebenarnya digunakan. Gunakan loket ini untuk menentukan apakah sistem anda mencapai salah satu batas arsitektur dibahas di atas.
Memori, MBytes Tersedia: ini mengukur berapa banyak RAM yang tersedia untuk memenuhi tuntutan untuk memori virtual (baik alokasi baru, atau untuk mengembalikan halaman dari pagefile tersebut). Ketika RAM dalam pasokan singkat (misalnya, Committed Bytes lebih besar dari RAM yang terpasang), sistem operasi mencoba untuk menyimpan fraksi tertentu dari RAM yang terpasang tersedia untuk segera digunakan dengan menyalin halaman memori virtual yang tidak digunakan aktif untuk pagefile ini. Untuk alasan ini, counter ini tidak akan mencapai nol Oleh karena itu, tidak selalu merupakan indikasi yang baik apakah sistem anda adalah singkatan dari RAM. Pengguna komputer tempat tuntutan besar pada komputer mereka dan perangkat komputasi saat ini lebih dari sebelumnya. Ukuran dan kompleksitas modern aplikasi komputer yang canggih dalam jumlah besar informasi yang disimpan, dibagi, dan digunakan sehari-hari mengharuskan bahwa sejumlah besar memori komputer tetap tersedia sehingga komputer dapat mengakses dan menyajikan data secara efektif.
Virtual memory adalah metode yang agak cerdik untuk memanfaatkan kapasitas memori yang sebenarnya komputer dan memanipulasi menggunakan kombinasi dari sistem operasi dan kemampuan memori perangkat keras. Data dapat disimpan sementara dan mengajukan untuk akses cepat dengan sistem operasi yang bertindak sebagai penentu, memungkinkan untuk kapasitas operasi halus.
Virtual memori biasanya dilakukan dengan menggunakan metode yang disebut paging. Paging adalah istilah yang disederhanakan yang berlaku dengan cara di mana sebuah komputer memilih untuk menyimpan informasi sesuai dengan kriteria yang berbeda.
Virtual memory sangat penting untuk komputer modern karena memungkinkan untuk ekspansi besar komputer yang dinyatakan membatasi fitur. Multi-tasking, yang merupakan proses menjalankan banyak aplikasi dan program secara simultan pada satu komputer, sangat bergantung pada memori virtual untuk kelancaran dan bebas dari kesalahan.

Virtual memory berfungsi sebagai suplemen untuk sebuah komputer RAM (Random Access Memory) dalam hal itu dan berfungsi menyimpan data dengan cepat untuk memenuhi kebutuhan mendesak dari suatu program atau aplikasi. Disk memori, seperti hard drive komputer, mampu menjadi jauh lebih besar, tetapi juga jauh lebih lambat jika disebut untuk bertindak.
Rata-rata pengguna komputer perlu khawatir sangat sedikit tentang spesifikasi rinci atau mekanisme memori virtual komputer mereka. Namun, seiring waktu hard drive komputer akan menjadi berantakan dan tidak terorganisir karena komputer harus berulang kali menemukan "kantong" ruang untuk digunakan sebagai memori virtual. Utilitas Disk Defragmenter adalah alat pemeliharaan yang penting yang memungkinkan komputer untuk mengatur data disimpan dalam cara yang tidak harus melewatkan sekitar begitu banyak untuk mencarinya - kecepatan komputer meningkat secara drastis dan fungsionalitas. Jadwal yang disarankan untuk kebutuhan defragmenting hard drive komputer sangat bergantung pada jumlah yang digunakan. Aturan praktis yang baik bagi pengguna sehari-hari adalah dengan menjalankan Disk Defragmenter sekitar sekali sebulan. pengguna komputer lebih sering mungkin perlu untuk melakukan perawatan ini sesering seminggu sekali. 
1 komentar

Pelancaran Sintem Operasi Pada Computer










SISTEM INFORMASI
1.    Tata cara setting computer/laptop  supaya windows bekerja ebih lepas atau lebih cepat tampa harus proses instal ulang computer :
Ø Usahakan supaya tidak terlalu banyak icon icon pada tampilan dekstop.karena hanya membuat proses loading lambat  “LOLA
Ø Control panel ->windows ufdate->change setting-> never check setting for ufdate-> ok
Ø Run-> ms config-> hilangkan tanda ceklis kecuali tertanda windows C.
Ø Windows exploler->klik kanan pada My computer->profertis->advanced sistem setting (piih setting paling atas ) ->adjus for bese perpormance->ok .lalu close semua data kemudian “Restart”
2.   Cara mengembalikan data Plasc disc yang telah hilang      :
Ø Run->gpedit/MSC->administrative->Windows component->auto play poicies->enabled (di sisi kanan paling atas)
Ø Run lalu ketik “CMD/COMMAND”->jenis plascdisc (apakah dia di data G,F,H maupun lainnya)lalu klik enter atau OK,setelah itu tuliskan rumus berikut (ATTRIB –r –h -*.* /s /d,kemudian enter lalu ketik exit.cek plascdisc
3.   Cara menghapus folder yang tidak bisa terhapus,harus menggunakan sofware atau program “unlocker”
Cara-cara menonaktif/aktifkan slot USB pada computer    :

Ø Star klik kanan lalu pilih windows exploler->my computer->klik kanan proepertis,lalu piih “device manager”kemudian pilih universal bus controler,muncul data kemudian klik kanan setiap data pilih “Disable”,sebaliknya untuk mengaktifkannya kembali klik kanan di tempat yang sama pilih “Enable
0 komentar
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Wien Gayoo - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger